Kamis, 27 November 2008

USAHA – USAHA (SAYA) UNTUK MENINGKATKAN PBM MATEMATIKA MENUJU KUALITAS KEDUA (ANTARA TEORI DAN PENGALAMAN)

Oleh : RINAWATI

Definisi guru yang kita kenal sehari – hari adalah bahwa guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Mengutip pendapat Laurence D.Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon dalam bukunya This is theaching ( hal. 10 ) : “Teacher is professional person who conducts classes.” ( Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas ). Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare dalam Foundation of Teaching, An Introduction to Modern Education, (hal. 141) : “Teacher are those person who consciously direct the experiences and behavior of an individual so that education takes place.” ( Guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan )

Jadi, guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. (Prof.Dr.H.Hamzah B. Uno, M.Pd, 2007 : 15 )

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal – hal tersebut diluar bidang kependidikan.

Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional, yaitu sebagai berikut :

  1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
  2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
  3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
  4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.
  5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang – ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
  6. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara pelajaran dan atau praktik nyata dalam kehidupan sehari – hari.
  7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati / meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
  8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
  9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

(Prof.Dr.H.Hamzah B. Uno, M.Pd, 2007 : 16 )

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat maka guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi harus juga mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing yang lebih banyak memberika kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan.

Adapun Usaha – usaha yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan Proses Belajar Mengajar matematika adalah :

  1. Membuat persiapan PBM, antara lain :
    1. mempersiapkan bahan ajar / sumber belajar
    2. mempersiapkan alat peraga / alat bantu / media pembelajaran
    3. mempersiapkan pertanyaan atau arahan yang merangsang siswa untuk aktif belajar ( LKS )
    4. mempelajari keadaan / kondisi siswa mengenai kelebihan dan kelemahannya
    5. mempelajari kemampuan awal siswa
    6. mempersiapkan skema pembelajaran
  2. Selama proses pembelajaran, antara lain :
    1. mengkondisikan siswa aktif belajar
    2. meberikan kesempatan siswa untuk bertanya
    3. menggunakan variasi metode pembelajaran kooperatif yang merangsang / membimbing siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan
    4. mengikuti jalan pikiran dan gagasan siswa
    5. tidak mencemooh atau mengejek siswa yang menjawab salah atau berpendapat lain
    6. memahami jawaban alternatuf dari siswa
    7. memberi kesempatan dan kebebasan siswa untuk berfikir, merumuskan gagasan dan mengemukakan pendapat
    8. kesalahan konsep atau pendapat siswa ditunjukkan secara arif agar tidak menyinggung perasaan dan mematahkan semangat siswa
    9. melakukan evaluasi secara kontinyu dalam proses belajar
  3. Sesudah proses pembelajaran
    1. membimbing siswa untuk membuat rangkuman tentang apa yang baru saja dipelajari
    2. membantu siswa dalam memberikan penguatan tentang konsep yang baru saja dipelajari
    3. membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah diperolehnya dengan menggunakan soal tes yang merangsang siswa untuk berfikir dan bukan sekedar hafalan.